800 Ribu Ton Sampah Plastik Masuk RI pada 2025, Pemerintah Tampung Saran Inovasi
Diperbarui:2024-11-08 02:06 Jumlah Klik:161Indonesia diprediksi akan menerima sebanyak 800.000 ton sampah plastik pada 2025. Ini upaya pemerintah dan organisasi lintas negara untuk menanganinya. Foto: Cicin Yulianti/detikEduJakarta -
Masalah plastik masih jadi momok menakutkan di Indonesia. Seperti disampaikan oleh Ketua Kemitraan Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP), Wahid Supriyadi, Indonesia diprediksi akan menerima 800.000 ton plastik pada 2025.
"Aliran sampah plastik ke lautan Indonesia diproyeksikan akan meningkat 30% menjadi sekitar 800.000 ton pada tahun 2025," katanya di Hotel Le Meredien, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2024).
Baca juga: Peneliti BRIN: Sampah dari Indonesia Bisa Sampai Afrika Kurang dari SetahunBaca juga: Indonesia Jadi Penyumbang Sampah Plastik Terbesar ke-2 di Dunia, Ini PenyebabnyaAtas permasalahan tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kedaireka oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) bekerja sama dengan berbagai mitra. Salah satunya Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN), jaringan di kawasan Indo-Pasifik.
"Selama beberapa tahun kami telah berkomitmen untuk menyukseskan program ini dan akan terus menghubungkan para wirausahawan dengan sektor pendidikan dan pelaku industri utama," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Riset Kemendikti Saintek Abdul Haris.
Selain itu, dilibatkan juga Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dalam melakukan riset untuk mendorong solusi penanganan sampah. BRIN memprediksi bahwa perairan Indonesia akan lebih banyak dipenuhi sampah dibandingkan ikan pada 2050.
Vietnam-Thailand Ikut Turun TanganDalam mengurus pengelolaan sampah di RI, IPPIN Indonesia Chapter dan Kedutaan Besar Australia di RI menampung inovasi-inovasi anak bangsa lewat Demo Day Plastics Innovation Hub Indonesia yang digelar pada 29 Oktober 2024. Selain dari Indonesia, acara unjuk inovasi ini juga diikuti oleh peserta dari Australia,
Vietnam, hingga Singapura.
"Australia dan Indonesia memiliki kepentingan ekonomi dan lingkungan yang sama dalam mengatasi tantangan terkait polusi plastik," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM.
IPPIN mempertemukan para wirausahawan lingkungan dan pakar industri di kawasan ini guna memperlihatkan solusi yang dapat mengatasi sampah plastik di kawasan Indonesia-Pasifik.
"Program seperti IPPIN sangat penting untuk memberdayakan para wirausahawan dalam mengembangkan solusi baru dan berkelanjutan," tambahnya.
Menurut Wahid, solusi kerja sama antara Indonesia dan Australia lewat cara ini merupakan inisiatif yang baik. Ia berharap solusi pengurangan sampah plastik di tanah air bisa segera terwujud.
Jaringan Indo-Pacific Plastics InnovationIPPIN adalah jaringan regional kolaboratif yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara penelitian, kewirausahaan, dan investasi di kawasan Indo-Pasifik. Jaringan ini berada di bawah Badan Sains Nasional Australia, CSIRO.
IPPIN mempunyai cabang di Indonesia, Thailand, dan Vietnam, serta cabang baru di Laos dan Kamboja. Tujuan utama pengadaan IPPIN adalah untuk menata ulang masa depan pengelolaan plastik.
Lewat IPPIN, negara-negara terlibat berusaha mengakhiri sampah plastik di Indo-Pasifik dengan memelopori era baru inovasi berkelanjutan. Jaringan ini juga mendefinisikan kembali siklus hidup plastik dan menciptakan ekonomi sirkular.
"Perjalanan kami dimulai tahun 2021 saat kami merancang isu terbesar apa yang harus diatasi. Kami menciptakan IPPIN dengan cabang yang beroperasi di Indonesia dan Indonesia jadi cabang pertama," kata Amelia Fyfield, CSIRO Director Southeast Asia.
Amelia menyebut CSIRO akan terus mendukung dan menciptakan ekonomi sirkuler dan sistem daur ulang yang menciptakan nilai. Hingga sekarang, beberapa organisasi nirlaba dari Indonesia telah berkontribusi dalam tujuan ini, termasuk Yayasan Solusi Sungai Resik, Get Plastic Indonesia, Komodo Water, Rehijau, dan lainnya.
Video: Tumpukan Sampah-Bangkai Hewan di Pantai Argentina, Imbas Limbah Industri
Kategori